Mempunyai anak atau sodara yang sudah menikah tentu sangatlah membahagiakan, dikarenakan anak atau saudara kita sudah memulai jejak baru dalam mengarungi kehidupan ini. 

Saat resepsi pelepasan mempelai pria kepada keluarga perempuan, tentunya kita tidak bisa langsung begitu saja, ada tata cara yang harus dipenuhi secara kultural bahwa kita orang timur yang menjunjung tinggi martabat ketimuran. 

Salah satunya adalah memasrahkan dan memberikan kata kata yang baik kepada keluarga besan, agar nantinya anak atau saudara kita bisa diterima di keluarga barunya. 

Berikut adalah contoh pidato seserahan mempelai pria

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bapak, Ibu shohibul hajat yang kami hormati, serta para undangan sekalian yang berbahagia. Juga mempelai berdua yang berbahagia. Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. 

karena pada siang hari ini kita semuanya bisa mengantarkan penganten putra sampai di rumah penganten putri dengan perasaan bahagia tanpa ada halangan suatu apapun. 

Semoga atas jerih payah para undangan pada siang hari ini dicatat oleh Allah sebagai amalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Hadirin dan para undangan sekalian yang berbahagia! Kami atas nama keluarga penganten putra diberi amanat dari keluarga penganten putra untuk menyerahkan kepada penganten putri / keluarga putri, bahwa pada detik ini kami serahkan sepenuhnya, dengan hati yang lapang kepada Bapak Imam Ahmad 

Harapan kami dengan kehadiran keluarga baru ini anggaplah sebagai anak Bapak sendiri, untuk itu berilah nasehat, bimbinglah dia ke jalan yang benar, dan jangan merasa malu untuk menegur sikap dari anak Bapak tersebut apabila menyimpang dari tata susila yang berlaku, karena yang namanya penganten baru, semuanya serba baru, jadi untuk menyesuaikan diri pada lingkungan keluarga ini masih ada kecanggungan, masih ada rasa risih. Kalaulah boleh saya umparmakan penganten baru itu sebagai tanaman yang baru tumbuh, pasti membutuhkan perawatan.

Hadirin sekalian yang berbahagia Dalam kesempatan perlu kami sampaikan kepada para hadirin sekalian, bahwa rekan kita yang bemama Drs. Umar yang pada detik ini sudah mempunyai tanggung jawab kepada istrinya yang bemama Siti Fatimah. Oleh karena itu suami harus bisa mengarahkan, membimbing, dan apabila ada keributan kecil-kecilan atau kekhilafan maka musyawarahlah dengan
baik, begitu juga saudara Fatimah sebagai isteri haruslah mentaati perintah suaminya selagi perintah itu tidak menyimpang dari syari'at agama Islam dan tidak melanggar dari kodrat kewanitaan, termasuk didalamnya mentaati suami adalah sang istri bisa menjaga kehormatan dirinya, harga dirinya, mahkota milik satu-satunya harus dijaga dengan baik-baik apabila suami tidak berada di rumah. 

Untuk itu marilah kita do'akan kepada Allah atas perkawinan saudara Drs.
Umar dengan pendamping putri yang bernama Fatimah sebagai perjodohan yang langgeng, perjodohan yang membawa berkah, dan apabila dikaruniai oleh Allah seorang anak, semoga anaknya itu taat dan patuh kepada kedua orang tuanya, berbakti kepada agama, nusa dan bangsa.

Hadirin sekalian yang berbahagia
Kami atas nama rombongan dari penganten putra, apabila ada tingkah laku kami semuanya yang kurang sopan atau ada kata-kata kami dalam sambutan ini kurang berkenan dihati para hadirin sekalian, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. 

Dan kami juga menyampaikan salam dari Bapak atau keluarga penganten putra kepada Bapak/ Ibu keluarga penganten putri. 

Demikian sambutan kami untuk mewakili dari rombongan penganten putra, ada kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Untuk tambahan nya nama dan tempat adalah ilustrasi, kamu bisa menganti sendiri sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. 
Semoga bermanfaat

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama